SURAT UNTUK CALON IBU MERTUAKU


.
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُه
.
duhai calon ibu mertuaku,…..
.
Perkenalkanlah saya adalah wanita biasa dengan kepribadian yang teramat biasa
dan dari kalangan keluarga yang biasa saja…
.
Saya bukanlah Khadijah ra, Seorang wanita yang luar biasa dalam Sejarah wanita islam…dan teramat Mulia
.
Saya bukanlah Aisyah ra, Seorang yang utama dalam ketakwaannya…..
.
Bukan pula Fatimah Az Zahra yang sangat utama dalam Ketabahannya……..
.
Tidak pula seperti Zulaikha yang teramat sangat cantiknya……….
.
Apalagi al Khansa yang sangat pandai mendidik mujahid – mujahid kecilnya…….
.
Tapi,..Seperti yang saya katakan,….saya hanya wanita biasa,…
.
Dengan ketakwaan yang biasa….
.
Ketabahan yang tak seberapa,…..
.
Dan kecantikkan saya pun tak pantas di perhitungkan….
.
Namun ibu,…. Saya adalah wanita akhir zaman,….
Yang punya cita – cita, menjadi wanita Sholehah…
Yang akan berusaha mengabdi pada calon Suamiku
dan juga padamu…..Calon Ibu mertuaku….
.
Saya bukanlah musuh mu yang hendak merebut perhatian dan kasih sayang anakmu….
.
Tapi saya akan menjadi rekan mu untuk memberikan kasih sayang pada anak mu..
Dan kelak pada mujahid – mujahidah ku, calon cucu mu duhai ibu,…..
.
Engkau tak perlu khawatir ibu,…
Saya tak akan memonopoli perhatian anak mu,…
.
Justru saya akan menjadikannya lebih taat padamu,….
Karena akan saya katakan padanya bahwa….
engkau lah yang utama patut mendapat perhatiannya lalu saya…
.
Saya pun tak akan marah jika engkau membantu mengatur rumah tangga ku,..
.
Karena sebagai wanita yang baru menikah patutlah saya belajar darimu yang berlimbah pengalaman….
Dan engkau yang lebih tau keinginan anakmu.

Duhai, Calon ibu mertuaku….
Saya harap kita bisa menjadi rekan yang baik.

Karena pernikahan adalah membuka tabir rahasia antara aku dan anakmu.

Butuh banyak kesabaran untuk menghadapi banyaknya kejutan-kejutan dari perbedaan antara kami.

Saya berharap engkau dapat menjadi penasehat jika saya sedang dalam ke alpaan.

Menjadi pendengar yang setia saat saya ingin berbagi.

Karena sekali lagi saya bukanlah siti hajar yang sabar dalam penderitaan

Komentar

Postingan Populer