Pengaruh Pertambahan Penduduk Terhadap Keseimbangan Lingkungan dan Kelestarian alam


Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari alam. Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, manusia melakukan eksploitasi terhadap alam. Eksploitasi terhadap alam dapat menimbulkan berbagai masalah, terutama pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Berbagai jenis bahan tambang seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara merupakan sumber daya alam yang suatu saat akan habis dan tidak dapat diperbarui lagi. Meningkatnya populasi penduduk berarti meningkat pula kebutuhan hidup.
Jumlah penduduk Indonesia pada bulan Juli 2015 tercatat 255,9 juta jiwa menurut CIA World Factbook. Sementara itu, pada data Susenas 2014 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) juga tidak terlalu banyak perbedaan dan 2015 yang mencapai 254,9 juta jiwa. Jumlah tersebut naik dari tahun 2014 yang berjumlah 252 juta jiwa.
Di daerah padat, semakin padatnya penduduk, sampah-sampah akan terus bertambah. Coba pikirkan, sampah yang sudah bertumpuk-tumpuk bagaikan gunung, kita tambahkan lagi. Kapan habisnya? Itulah pertanyaan yang harus kita pertanyakan. Walaupun sudah dipasang tanda dan slogan “Jangan Buang Sampah Sembarangan”, kita tetap saja melanggarnya. Apa akibatnya? Lingkungan hancur. Pemerintah harus mengambil langkah serius agar dapat menyelesaikan semua permasalahan ini.
Pengendalian penduduk menjadi Pekerjaan Rumah bagi negara Indonesia untuk mengurangi tingkat kerusakan lingkungan. Indonesia telah memiliki badan yang bertugas dalam pengendalian penduduk, berdasarkan UU No 52 Tahun 2009, badan ini berubah dari badan koordinasi menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program KB merupakan salah satu langkah BKKBN dalam mengendalikan penduduk. Program KB ini diatur dalam beberapa peraturan seperti contohnya PP No 38 tahun 2007 dan UU No 52 tahun 2009.
Pemerintah dan masyarakat harus melakukan cara-cara untuk mengendalikan pertambahan penduduk. Solusi yang dapat dilakukan antara lain:
1.      Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana
Membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum, akan mengurangi jumlah angka kelahiran. Program KB adalah salah satu cara yang paling umum dijalankan dan diajurkan untuk menstablikan pertumbuhan penduduk.dengan mempunyai anak yang tidak terlalu banyak (paling banyak 2) dapat sangat membantu. 
2.      Meratakan persebaran penduduk
Mengadakan transmigrasi dan melaksanakan pembangunan desa untuk membendung arus urbanisasi dan terkonsentrasinya penduduk di suatu daerah. Transmigrasi adalah suatu program yang dibuat oleh pemerintah Indonesia untuk memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk (kota) ke daerah lain (desa) di dalam wilayah Indonesia. Adanya transmigrasi akan mengurangi kepadatan penduduk di perkotaan besar.
3.  Memperluas kesempatan kerja, meningkatkan fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi, dan komunikasi.
Kesempatan kerja umumnya hanya terdapat di perkotaan. Sedangkan di perdesaan, mayoritas penduduk perdesaan bekerja sebagai petani, nelayan, pedagang, dan perkebunan. Pekerjaan-pekerjaan di desa tidak menghasilkan gaji yang banyak. Oleh karena itu, penduduk desa banyak yang melakukan Urbanisasi. Semakin banyak penduduk desa yang pindah ke kota, akan terjadi ledakan penduduk. Pemerintah harus menyediakan kesempatan bekerja di perdesaan juga. Agar masyarakat desa tidak perlu pindah ke kota.
a.       Intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian agar produksi pangan dan produksi hasil pertanian lainnya meningkat.
Intensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana. Intensifikasi pertanian telah banyak dilakukan di Pulau Jawa dan Bali yang memiliki lahan pertanian sempit.
Ekstensifikasi adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru, misalnya membuka hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum dimanfatkan. Selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut.
    1. Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:
Ø   Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di Indonesia.
Ø   Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
Ø   Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga pemerintah
Ø    Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik pemerintah
Ø    Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja

    1. Tingkat  pendapatan yang rendah diatasi dengan:
Ø Pembangunan/menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.
Ø Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang-nya usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
Ø    Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja.
Ø      Penyederhanaan birokrasi dalam   perizinan usaha.
Mulai dari sekarang mari kita menjaga lingkungan. Kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi? Kalau  bukan sekarang, kapan lagi? Iya kan?. Semuanya kita mulai dari pola hidup pribadi kita sehari-hari. Kebiasaan hidup bersih harus ditumbuhkan kepada setiap masyarakat terutama anak-anak. Cukuplah mudah, yaitu dengan memulai kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Hal ini dapat dimulai dari anak-anak sekolah dengan cara membuat kegiatan rutin sekolah seperti gotong royong. Diharapkan dengan kerutinitas tersebut dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Semakin banyak penduduk yang sadar akan pentingnya lingkungan ini, maka bertambahnya penduduk di Indonesia nantinya tidak akan berpengaruh terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan yang ada di sekitar. Diharapkan nantinya masyarakat Indonesia tetap dapat hidup sehat, bahagia dan sejahtera tanpa ada masalah lingkungan yang akan menghantui kehidupan kita dan anak cucu kita dimasa yang akan datang. #LestariNegeriku #LestariBangsaku


Referensi dan  Sumber

Ginting, P. dkk. 2000. IPS Geografi SLTP Jilid 1, 2, dan 3. Jakarta  : Erlangga.

Purwadarminta, W. 1979. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.

Hadi, Soedharto P. Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan. 2001. Gajah Mada university Press: Yogyakarta

Keraf, A. Sonny. Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global. 2010. Kanisius: Yogyakarta

Kwanda, Timoticin. Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan Untuk Mengurangi Polusi Udara. Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur Vol.31 No.1. Juli 2003:20-27. Universitas Kristen Petra

www.tempo_interaktif.com, Globalisasi : Bumi Makin Panas, diakses April 2016

Tulisan ini diposting dalam rangka mengikuti Sayembara Blog Kependudukan 2016 www.bkkbn.go.id/kependudukan



Komentar

Postingan Populer