PENGANTAR AKUNTANSI II



PIUTANG USAHA
Putang usaha adalah tagihan kepada pelanggan dari transaksi usaha yang tidak dilengkapi dengan instrumen kredit berupa wesel. promes, ataupun aksep dan akan diterima dalam bentuk uang tunai di masa mendatang.

3.1 DEFINISI DAN KLASIFIKASI PIUTANG
      Piutang adalah tagihan kepada individu atau pun perusahaan lain yang akan diterima dalam bentuk kas. Pada umumnya, piutang diklasifikasikan menjadi piutang usaha (dagang), piutang wesel, dan piutang lain-lain.
       Piutang usaha adalah tagihan kepada pelanggan yang sifatnya terbuka, dalam arti bahwa tagihan ini tifak disertai instrumen kredit. Piutang usaha berasal dari penjualan barang dagangan dan jasa secara kredit dalam operasi usaha normal. Piutang usaha sering juga disebut piutang dagang.
       Piutang Wesel adalah klaim yang dibuktikan dengan instrumen kredit secara formal. Instrumen kredit ini mensyaratkan debitor membayar di masa mendatang pada tanggal tertentu secara jelas, misalnya 60 hari setelah tanggal penandatanganan wesel.
       Piutang lain-lain meliputi piutang non usaha seperti pinjaman kepada para pejabat perusahaan, pinjaman kepada pegawai/ karyawan dan piutang restitusi pajak.
3.2 PENJUALAN KREDIT, POTONGAN, DAN RETUR
Piutang usaha dicatat pertama kali ketika perusahaan memperolehnya berikutnya, piutang usaha dicatat ketika retur. Penjualan kredit dan pelunasan. Piutang usaha timbul dari penjualan kredit dan diukur sebesar harga jual setelah dikurangi rabat (trade discount). Tetapi belum dikurangi potongan kas tunai (cash disount).
Rabat tidak dicatat dalam akun apapun, sebab langsung diperlakukan sebagai pengurangan piutang dan penjualan. Potongan penjualan umumnya dicatat hanya ketika perusahaan menerima pelunasan dalam masa potongan. Potongan penjualan kemudian dilaporkan sebagai pengurang penjualan di laporan laba (rugi).
Rabat adalah potongan yang diberikan berdasarkan catalog (daftar harga). Jika di catalog disebutkan harga barang Rp 100.000 dan rabat 20%, maka yang harus dibayar oleh konsumen adalah Rp. 100.000-(20%xRp. 100.000)=Rp. 80.000. Adapun potongan tunai adalah potongan yang diberikan kepada konsumen yang membayar dalam masa potongan. Masa potongan sering ditulis dengan symbol 2/10, n/30 artinya batas pembayaran adalah 30 hari sejak tanggal transaksi. Masa potongan adalah 10 hari, dan pembeli yang membayar dalam masa potongan diberi potongan tunai 2% dari Rp. 80.000.
Contoh 3.1
Pada 15 Desember 2014 Firma Syamsuri dan rekan menjual barang dagangan secara kredit kepada banyak pelanggan. Harga jual rotan adalah Rp. 150.000. Dalam catalog tertera trade discount 20% jadi harga jual setelah rabat adalah Rp. 120.000. Potongan tunai yang dijanjikan adalah sebagaimana syarat 2/10, n/30. Berikut beberapa transaksi yang berkaitan dengan penjualan di atas
1.   Pada 20 Desember firma menerima pelunasan untuk faktur Rp30.000
2.   Pada 21 Desember firma menerima dan menyetujui pengembalian barang dari pelanggan yang dulu fakturnya sebesar Rp15.000
3.   Pada 27 Desember firma menerima pelunasan untuk factor sebesar Rp25.000
Buatlah Jurnalnya !
3.3. ANJAK PIUTANG
Perusahaan dapat mengalihkan piutang usahanya kepada lembaga keungan untuk lain, maka pihak lainlah yang akan menagihnya. Pihak lain disebut sebagai factor. Pengalihan seperti itu disebut anjak piutang. Anjak piutang dapat dibedakan menjadi anjak piutang tanpa hak regres (without recourse) dan anjak piutang dengan hak regres (with recourse).
Dalam anjak piutang tanpa hak regres, perusahaan yang mengalihkan piutangnya kepada factor menganggapnya sebagai penjualan piutang. Jadi, perusahaan tidak menanggung risiko jika pada tanggal jatuh tempo debitor tidak membayar kepada factor. Berikut contoh anjak piutang tanpa hak regres. Anjak piutang dengan hak regres biasa disebut dengan pendiskontoan
Contoh 3.2
Contoh ini melanjutkan contoh 3.1
Pada tanggal 30 Desember 2014 Firma Syamsuri dan Rekan mengalihkan piutangnya ke Bank Niaga. Bank membayarnya sejumlah Rp 26.000.
Buatlah jurnal oleh firma dan buku besar piutang usaha sampai 30 Desember 2014!
Dengan anggapan bahwa
a.    Tidak terjadi lagi transaksi sampai akhir tahun 2014
b.    Piutang usaha akan ditagih semuanya, maka
Piutang usaha yang disajikan di neraca akhir tahun 2014 adalah Rp20.000
3.4        PENURUNAN NILAI PIUTANG
Meskipun telah berhati-hati dalam mengambil kebijkan kredit (misalnya mengharuskan calon pelanggan untuk memenuhi syarat-syarat tertentu) perusahaan tidak dapat menghindarkan risiko tidak tertagihnya piutang. Penurunan nilai piutang terjadi jika nilai tercatat piutang melebihi jumlah piutang yang tidak dapat ditagih. SAK ETAP 2009 mensyaratkan perusahaan untuk menaksir penurunan nilai tersebut. Penurunan nilai piutang diakui sebagai beban.
     Terdapat dua metoda akuntansi untuk mengakui kerugian piutang, yaitu metoda cadangan dan metoda langsung. SAK ETAP 2009 menggunakan metoda cadangan. Penurunan nilai piutang dibentuk sebesar estimasi kerugian yang tidak dapat ditagih. Penggunaan kata estimasi kerugian yang tidak dapat ditagih. Penggunaan kata estimasi menghindari kata cadangan.
Bekerjanya metoda cadangan secara ringkas adalah :
1.   Pada akhir periode akuntansi dilakukan estimasi kerugian. Jika ada kerugian maka akun Kerugian Piutang Penurunan Nilai Piutang Usaha di debit dan akun Cadangan Penurunan Nilai Piutang Usaha dikredit.
2.   Di periode berikutnya, jumlah piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih dicatat dengan debit akun Cadangan Penurunan Nilai Piutang Usaha dan kredit Piutang Usaha.
3.   Pada akhir perioda berikutnya, dikaji-ulang apakah terdapat penurunan nilai piutang lagi. Jika yam naka akun Cadangan Penurunan Nilai Piutang disesuaikan. Jika terdapat pemulihan penurunan nilai piutang yang semula sudah diakui, maka pemulihan tersebut diakui sebagai keuntungan dala laporan laba-rugi (SAK ETAP 2000 par. 22.20).
Contoh 3.3
Buku besar PT NOAH menunjukkan bahwa piutang usahanya di akhir tahun 2014 sebesar Rp500.000. Manager bagian kredit menaksir nahwa Rp31.000 di antaranya potensial tidak dapat ditagih.
Buatlah jurnal penyesuaian untuk mencatat transaksi ini!
Akun Kerugian Penurunan Nilai Piutang Usaha dilaporkan di Laba-Rugi dalam kelompok beban operasi (biasanya sebagai beban pemasaran). Jadi untuk contoh ini, kerugian penurunan nilai piutang usaha ditandingkan dengan penjualan tahun 2014 karena berasal dari risiko pemberian kredit tahun 2014. Akun Cadangan Penurunan Nilai Piutang Usaha dilaporkan sebagai pengurang akun Piutang Usaha.
3.5        PENGHAPUSAN PIUTANG USAHA
Apabila taksiran kerugian piutang benar-benar terjadi, maka piutang harus kita hapus. Untuk mencegah praktik yang tidak sehat, maka hanya pejabat berwenanglah yang boleh menyatakan hapusnya piutang. Pernyataan ini harus didokumentasikan. Penghapusan piutang dicatat dengan debit Cadangan Penurunan Nilai Piutang Usaha dan kredit Piutang Usaha.
3.6        PENDEKATAN NERACA UNTUK MENAKSIR KERUGIAN PIUTANG
Terdapat dua dasar untuk menaksir jumlah kerugian piutang atau penurunan nilai piutang. Dua dasar itu adalah
a.    Persentase dari penjualan satu perioda (sering disebut pendekatan laba-rugi)
To Be Continue…


Efek ekuitas digolongkan sebagai tersedia untuk dijual (TUD) jika ia tidak dimaksudkan untuk perdagangan. Nama akun yang dapat digunakan, antara lain, adalah Efek Ekuitas TUD.

2.2.1. PENGAKUAN AWAL
Seperti Efek Ekuitas Perdagangan, Efek ekuitas TUD juga diakui mula-mula sebesar nilai wajarnya (SAK ETAP 2009 par. 10.19). Biaya transaksi pembelian di bursa tidak menjadi komponen biaya  perolehan awal.
Contoh :
Pada 1 November 2014 PT. Keren membeli tunai 20.000 lembar saham biasa PT. Imut ; nominal @Rp. 200; kurs 120 ( artinya 120 % dari nilai nominal ). Biaya transaksi yang ditanggung pembeli adalah Rp. 50.000. Pembelian ini tidak diniati intuk perdagangan.
Buatlah jurnalnya !

Jurnal untuk mencatat pembelian saham di atas adalah sebagai berikut :

Nov. 1 // Efek ekuitas TUD                4.800.000
              Beban Transaksi di Bursa          50.000
                  Kas                                                    4.850.000

2.2.2 PENILAIAN
Efek ekuitas TUD dinilai di neraca dengan milai wajar pada tanggal neraca (SAK ETAP 2009 par. 10.10). Selisih antara nilai wajar san nilai tercatat diakui sebagai untung (rugi) perubahan nilai wajar belum terealisasi (BT) jika perubahan nilai bersifat sementara. Berbeda dari untung (rugi) perubahan nilai wajar pada efek ekuitas perdagangan, untung (rugi) perubahan nilai wajar pada efek ekuitas TUD dilaporkan di neraca dalam kelompok ekuitas (SAK ETAP 2009 par.10.11), tidak dilaporkan di laporan laba-rugi)

Contoh :

Pada akhir tahu 2014 nilai tercatat Efek Ekuitas TUD milik PT Keren adalah Rp 4.800.000. Nilai wajarnya dalah Rp 4.960.000.
Buatlah jurnal penyesuaian !

Des. 31 // PENURUNAN NIALI SECARA PERMANEN

Jika terdapat indikasi nyata bahwa penurunan nilai wajar bersifat permanen, maka penurunan tersebut menurut SAK ETAP 2009 par.10.15 diakui sebagai rugi yang dilaporkan secara langsung di laporan laba-rugi. Sebagai imbangannya, akun Efek Ekuitas TUD dikredit. Apabila pada periode sebelumnya telah terbentuk akun Penyesuaian Nilai Wajar dan Untung (Rugi) PN Belum Terealisasi, maka kedua akun tersebut harus dihapus dari pembukuan.

Barulah setelah itu diakui kerugian penurunan nilai yang bersifat permanen dengan men 


Komentar

Postingan Populer