Cerdas Cermat 4 Pilar
Semester
satu telah kulewati di bangku SMK Jurusan Akuntansi . Tak ku sangka dan kuduga ‘Fepy
Laili Handayani’ namaku tercantum sebagai rangking pertama di kelasku Akuntansi 2. Liburan
semester yang berlalu membuatku sedikit terlena dengan waktu. Buku pelajaran ku
buka sambil mendengarkan Bu Sri Endah guru mata pelajaran dasar dasar kejuruan.
Kutengok kanan kiriku pada sibuk main hp lah, ada yang ngaca, ada yang tidur. “Sebegitu
parahkah pelajaran pagi ini?” aku hanya bertanya dalam hati. Setelah 45 menit
berlalu, bel jam pertamapun berbunyi menandakan pelajaran berlanjut jam kedua.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Tampak seorang siswi yang ternyata dia
adalah Kak Eka, kakak kelasku Jurusan Akuntansi 1 sedang mencariku. Seketika
aku kaget dan bertanya-tanya kenapa aku dipanggil. Aku pamit ke Bu Sri untuk
izin tidak mengikuti pelajarannya. Kak Eka mengajakku ke perpustakaan sekolah,
sesampainya disana aku kaget sudah banyak siswa siswi yang berkumpul. Seorang
guru yang tak asing lagi nampak memimpin dan mengarahkan kami semua. Pak Kardi
guru PKn mengumpulkan kami untuk memberitahukan adanya lomba cerdas cermat 4
pilar. Kami yang berkumpul ditempat ini adalah siswa siswi yang telah dipilih
untuk mewakili sekolah tercinta SMK N 1 Bantul. Kami saling berkenalan Ada Kak
Eka, Kak Ida dan Kak Nur yang merupakan kakak kelasku. Jurusan akuntansi
angkatanku yang ikut aku, Ana, Ayu, Yani dan Ria. Dua lagi dari jurusan Teknik
Komputer Jaringan Ozi dan Suji. Kami bersepuluh telah disediakan buku-buku
tebal yang merupakan materi lomba cerdas
cermat tersebut. Pembagian materi lombapun segera dilaksanakan. Pasal-pasal
dalam Undang-undang dan ketetapan MPR harus dihafalkan. Aku kebagian untuk
menghafal ketetapan MPR. Aku berusaha untuk menghafal dan sebisa mungkin
memahami materi bagianku dengan penuh optimis dan semangat karena lomba akan
segera dilaksanakan 2 minggu lagi.
Pagi,
siang dan malam tiada hari tanpa mengahafal materi lomba. Setiap pulang sekolah
kami latihan bersama, saling memberi pertanyaan tak terkecuali Pak Kardi yang
selalu memompa semangat dengan terus memberi dukungan dan motivasi berupa
gojlokan gojlokan menguji mental kami. Tiap akhir latihan selalu ditutup dengan
yel yel untuk syarat waktu pelaksanaan lomba nanti. Dengan nada yang gembira
dan lirik lagu populer kami ganti menjadi lirik yang bertemakan 4 pilar
kehidupan bernegara kami menyanyikan dengan penuh semangat dengan sedikit
gerakan tangan dan hentakan kaki. Pada saat itulah mental kami juga teruji
karena jadi tontonan tiap ada siswa atau siswi yang pulang sehabis
ekstrakulikuler yang membuatku kadang-kadang jadi salah tingkah. Pak Kardi
selalu mengingatkan kami untuk selalu mengiringi segala usaha dengan doa dengan
waktu yang berlalu cepat kami selalu didorong untuk benar-benar siap mental dan
materi.
Tak
terasa dua minggu berlalu, persahabatanpun terjallin seiring berjalannya waktu.
Kami begitu akrab dan sangat dekat, bahkan ada yang mengira karena dekatnya aku
dengan ozi dan suji teman-teman yang lain menggoda canda padaku dengan
menjodoh-jodohkan aku. Hari perlombaan telah di depan mata, aku meminta doa
restu kepada orang tuaku dan guru-guru
di sekolah. Lomba dilaksanakan di gedung PM4TK Yogyakarta, kami menginap di
asrama selama 3 hari. Sekolah-sekolah
SMA/ MA/ SMK se-Yogyakarta siap menguji kemampuan dengan mengirimkan tim
lombanya. Kami mendapat banyak teman baru dan tentu saja pengalaman yang luar
biasa. Hari pertama acara dimulai dengan perkenalan dan pembekalan lomba.
Prosedur dan pengundian tim dimulai. Betapa kagetnya aku setelah mengetahui
ternyata tim B sekolahku beradu dengan sekolah dengan kabupaten yang sama
dengan sekolahku yaitu tim A SMA N 1 Jetis dan tim C MAN Gandekan Bantul.
Semangat dan mental saling berpacu membuat hasrat untuk meraih juara timbul
dalam keyakinan. Hari kedua adalah pelaksanaan lomba yang begitu mendebarkan
semua yang ada di ruang auditorium itu. Dalam sebuah panggung kami menatap
puluhan mata penonton, sang juri, dan arahan kamera. Tampak sesosok tokoh yang
menjadi ikon lomba yaitu Bapak Taufik Kemas yang menjabat sebagai ketua MPR RI.
Dua presenter cantik Kak Dona dan Kak Shinta telah siap memandu jalannya lomba.
Babak pertama dimulai, dengan suara lantang dan gaya kami memamerkan yel-yel
kami “Generasi kebangsaan bangsa, bersatu, cerdas dan optimis” dengan sedikit
atribut pancasila dan undang undang dasar. Begitu selesai babak pertama semua
penonton tepuk tangan, suasana hatiku makin bercampur aduk antara gugup, yakin,
senang, bangga dan takut. Babak kedua semakin menegangkan soal demi soal
dibacakan. Setiap tim mendapat tiga soal wajib dan harus dijawab dalam waktu 3
menit selengkap-lengkapnya. Alhamdulillah Wasyukurilah tim kami bisa
mendapatkan skor sempurna begitu pula dengan tim A yang menyusul di bawah tim
kami. Selanjutnya Babak Benar Atau Salah yang membuat penonton ikut deg-degan
dengan melihat skor yang saling bersaingan nampak di podium masing-masing tim. Tiap
tim mendapat 15 soal yang harus dijawab benar atau salah. Lagi-lagi
keberuntungan masih dipihak kami dengan menggungguli skor di babak benar atau
salah. Perasaan kami cukup membuat lega karena kita optimis bisa menang untuk
bisa ke semifinal. Lanjut di babak terkahir babak rebutan, babak yang membuat
kita seakan tak bisa menghela nafas.
Semua tangan didepan siap untuk menekan bel untuk segera menjawab. Presenter
membacakan soal pertama, “ Pasal 18 ayat ....” belum selesai membacanya tim A
telah menekan bel, lalu dengan tegas dan percaya diri menjawabnya dan ternyata jawabannya benar.
Hatiku semakin meradang, ambisiku untuk menjawab membara-bara. Setiap presenter
baru menyebutkan beberapa kata aku sudah memencet bel, dengan sigap aku
menyenggol temanku yang kebagian dengan materi itu. Waktu semakin cepat berlalu
dan persaingan terasa sangat panas, terbukti dengan skor yang saling berkejaran
hanya selisih sedikit angka. Soal terakhir dibacakan sekaligus penentu
kemenangan untuk maju ke semifnal. Begitu presenter mengucap satu kata semua
langsung menekan bel, ternyata tim C dulu, dengan suara yang keras tim C
menjawab dan soal pun habis. Semua juri berembug menjumlahkan skor mulai dari
babak pertama. Aku sangat optimis bisa menang, karena semua penonton seakan
meingisyaratkan tatapan matanya di podium tim kami. Rasa penasaran sirna sudah
ketika Kak Dona membacakan skor akhir dan pemenangnya “Juara yel-yel berhasil
diraih oleh ..................... SMK N 1 Bantul”. Rasa senang meluap-luap
dihatiku, tapi begitu diumumkan pemenangnya, rasa takut kembali menngahantui,
Juara I dengan skor 1045 diraih oleh ....................................... SM
A N 1 Jetis. Mendengar itu seketika hati ini serasa hancur lebur, kecewa.
Padahal hanya selisih 5 angka saja dengan tim A. Hati berkecamuk menyesal
kenapa bisa sampai kalah, aku merasa menjadi penyebab kekalahan ini. Pak Kardi
menghibur dan menenangkan kami atas kekalahan kami. Tapi aku masih merasa
bersalah, dalam hatiku menangis dan menjerit. Sepanjang perjalanan pulang dari
lomba aku terdiam dan membisu. Teman-temanku mencoba meyakinkanku kalau kita
masih ada kekurangan jadi jangan menyalahkan diri sendiri. Kita terlalu
meremehkan lawan kita. Kita terlena dengan skor di awal yanng lebih unggul
dengan tim yang lain, tetapi begitu di
babak rebutan tim kita kalah cepat menekan bel, alhasil hanya sedikit yang bisa
terjawab. Apapun hasilnya itulah kemampuan kami.
Keesokan
hari kembali ke sekolah, banyak cerita dan pengalaman yang tak tterlupakan ku
ceritakan pada teman sekelasku. Aku bangga bisa berfoto dengan Bapak MPR RI,
dan aku menceritakan pelajaran berharga saat kita menjadi sebuah tim cerdas
cermat adalah kekompakan dan jangan egois. Walau gagal ke semifinal tapi aku
bersyukur dan bangga. Jadwal siaran ulang lomba yang akan ditayangkan di
stasiun TV kusebarkan pada teman-teman agar bisa menonton
suasana ketegangan saat lomba. Aku masih dan selalu terngiang akan satu pesan
dari guru Pkn yang selalu kuingat, Berusahalah sekuatmu, apapun hasilnya kalau
menurutmu itu bukan yang terbaik, yakinlah itu yang terbaik menurut Tuhan.
@_@
Penulis
kelahiran Sidoarjo, 12 Agustus 1994 ini bernama Fepy Laili Handayani. Tercatat
sebagai siswi SMK N 1 Bantul jurusan akuntansi. Sekarang tinggal di Pundong
kawasan jalan Parangtritis. Penyuka warna pink dan biru ini sedang aktifnya
mengikuti lomba menulis. Kritik dan saran bisa disampaikan lewat akun facebook
dan twitter Fepy Lh atau ponsel 081904174313.
Komentar
Posting Komentar