THE AMAZING RESULT OF POSITIVE THINGKING


HUKUM KEBERLIMPAHAN


Ada hukum keberlimpahan yang beroperasi dalam hidup ini. Dan, keberlimpahan ini untuk Anda.
“Berlimpah” adalah kata yang hebat, dan saya sering sekali mendengarnya. Keberlimpahan sering kali dikaitkan dengan banyak, penuh, atau bahkan kaya. Dalam bahasa Inggris, ini biasa disebut “abundance”. Akar dari kata ini adalah “undare” dalam bahasa Latin yang berarti “bangkit dalam gelombang”. Maka, sebenarnya, saat Anda memikirkan dan mempraktikkan kata ini, Anda telah memicu semua sikap berupa hal-hal yang baik dengan tujuan berdiri tegak di dalam berbagai bentuk gelombang.
Saya menerima surat dari seorang laki-laki muda dari Washingon, D.C. Setahun lalu, laki-laki muda bernama Lloyd itu mengalami masalah. Pernikahannya sedang terguncang, ia kecanduan alkohol, dan dipecat dari pekerjaanya. Ia dipecat tujuh kali dari posisinya di jaringan bisnis Restoran Hot Shoppes. Tentu Lloyd tidak bisa mengatakan semua sikap baik sedang mengangkat dia menghadapi gelombang besar. Lalu, Lloyd mulai mendengar tentang dampak menakjubkan dari berpikir positif terhadap kehidupan orang lain. Ia membaca dan mempelajari The Power of Positive Thinking. Ia juga melahap buku dan artikel lain yang terkait berpikir positif. Lalu ia menjajal otaknya untuk mempraktikkan prinsip dan tekniknya.
Ketika mulai menerapkannya, ia harus berhadapan dengan dirinya sendiri lebih dulu. Siapa yang akan mau mempekerjakannya jika ia punya catatan buruk suka mabuk dan sering dipecat? Tetapi, itu namanya pikiran negatif. Memang ia beberapa kali gagal sebelumnya. Tetapi itu saja tidak menentukan masa depannya. Maka, Lloyd bangkit sekali lagi dan melamar kerja … di Hot Shoppes lagi tempat ia pernah dipecat tujuh kali. Dengan dagu tegak, tetapi dalam hati masih tersisa kecemasan, Lloyd memasuki ruang kerja direktur personalia. Rupanya, kepribadian baru membuatnya lancar mengungkapnya pada direktur personalia tentang keinginannya untuk bekerja kembali Hot Shoppes. Lalu, hal menakjubkan terjadi. Direktur personalia itu mengatakan, jika bisa menemukan seorang manajer yang mau mempekerjakannya Lloyd maka ia boleh bekerja di situ lagi. Rupanya, pekerjaan ini juga sudah mulai menerapkan prinsip-prinsip berpikir positif. Tak pelak, Lloyd sangat berterima kasih tatkala menemukan manajer yang masih mengingat kebaikan-kebaikannya, termasuk keburukan-keburukannya, dan masih memberinya kesempatan lagi. Lloyd diterima sebagai waiter di restoran drive-in itu. Dari situ, Lloyd menetapkan pola-pola baru bagi dirinya sendiri. Berikut petikan suratnya:

Saya membuat dua janji pada Tuhan dan pada diri saya sendiri. Ini sesuatu yang saya belum pernah punya, yaitu nyali untuk melakukannya. Bagi saya, janji pada manusia harus serius. Janji pada Tuhan tentu lebih serius.
Pertama, saya berjanji membaca kitab suci dan berdoa yang sesungguhsungguhnya berdoa. Kedua, saya bejanji mendermakan 10 persen dari penghasilan saya tak peduli apakah uang saya sedikit atau banyak sebagai waiter.
Saya memang bukan orang suci dan saya punya banyak kesalahan. Namun, sekarang untuk pertama kalinya dalam hidup saya menemukan hubungan yang membahagiakan, damai, dan fungsional dengan Tuhan. Saat kerja, sering kali orang tidak memberi tip sehingga tekanan darah saya naik. Tetapi, beberapa kalimat dari kitab suci muncul di benak saya, dan saya memberikan layanan yang lebih baik pada konsumen berikutnya.
Pagi ini, setelah pulang kerja, saya merefleksikan diri pada masa lalu. Tiba-tiba saya sadari, permasalahan-permasalahan yang saya dapatkan tahun lalu sudah tidak ada lagi saat ini.

            Kemudian, Lloyd membuat pernyataan menakjubkan. Saya kira, ini hasil yang sangat konstruktif dari berpikir positif. Ingat baik-bak, pernyataan ini datang dari seorang laki-laki muda yang hidupnya telah ditata ulang.

          Saya dulu tidak pernah berpikir untuk membagikan sebagian harta saya untuk orang lain. Sekarang saya tidak pernah berpikir untuk tidak melakukannya!

Sungguh, itu pikiran yang dinamis. Tanda seru dalam akhir kalimat pernyataan itu ditulis oleh Lloyd sendiri. Ia sepertinya merasa perlu untuk menyerukan pada dunia tentang kekuatan ide baru yang baru saja ia temukan. Saat mulai berderma, ia telah menerapkan prinsip spiritual paling potensial di jagat raya ini. Ia menemukan fakta dasar dari kehidupannya yang sukses; untuk bisa mendapatkan hal-hal yang baik dalam hidup ini, ia harus mau memberi.

Inilah rahasia dari hukum keberlimpahan.

Saya akan ulangi kalimat itu untuk Anda, karena ide itu termasuk dalam kalimat yang bisa mengubah kehidupan. Itu akan membuat hidup Anda lebih berlimpah dan memuaskan di atas apa saja yang bisa Anda bayangan:
Untuk bisa mendapatkan hal-hal yang baik dalam hidup ini, Anda harus terlebih dulu mau memberi.
Patri kuat-kuat ide itu dalam alam sadar Anda. Biarkan otak Anda menyerapnya sehingga menjadi bagian paling fundamental dalam pola pikiran Anda. Untuk bisa mendapatkan hal-hal yang baik dalam hidup, Anda harus terlebih dulu mau memberi. Saya tidak perlu lagi menekankan bagaimana pentingnya sikap ini. Yang pasti, ini bisa mengubah kondisi seseorang.
Kehidupan yang terkalahkan dan dilanda kelaparan sebenarnya tidak ada tempat dalam perencanaan Sang Pencipta karena alam raya ini sudah dipenuhi dengan berbagi kekayaan dan berkah. Adalah manusia yang sering kali mengacau-balaukan segala kebaikan yang diciptakan Tuhan. Lewat intervensi kasar dan keji, baik secara sosial maupun personal, terhadap keberlimpahan ini, maka terjadi berbagai kelangkaan sehingga menimbulkan kemiskinan hingga kelaparan. Tetapi, jika orang mau berbagi, maka keberlimpahan yang terkumpul di tempat tertentu akan kembali mengalir ke tempat-tempat lain. Nantinya terjadi saling tolong. Saling berbagi ini dalam bentuk uang, waktu, pertolongan, hingga pikiran.
Kadang, hasil dari mempraktikkan teknik-teknik ini tampak nyaris seperti keajaiban. Saya memilih beberapa ilustrasi berikut ini karena sangat membumi dan tentang kehidupan sehari-hari orang biasa seperti kebanyakan kita. Ini salah satu ilustrasi yang saya sebut “mati-matian”, meski nyatanya tidak ada situasi yang benar-benar kita pandang sebagai mati-matian berdasarkan hukum keberlimpahan di atas.
Pada tahun 1920-an, ada seorang perempuan di Florida yang benar-benar menentang ide tentang berderma ini. Ia pindah dari Illinois ke Florida dengan bekal yang menurutnya cukup untuk menjalani kehidupan layak di masa mendatang meski sangat sederhana. Ia punya sejumlah pemasukan kecil dari saham di perusahaan yang popular. Namun, seperti biasa terjadi di banyak orang, sesuatu terjadi yang mengacaukan rencananya. Ketika terjadi kemorosotan ekonomi besar-besaran pada 1929, perempuan itu kena dampaknya. Semua uangnya, dalam bentuk saham maupun nyata, lenyap seketika. Beruntung ia sudah membayar utang pembelian rumah sehingga setidaknya masih ada atap di atas kepalanya. Tetapi ia tidak punya penghasilan sehingga wajar saja jika ia menjadi cemas.
“Apa yang bisa saya lakukan?” begitu surat yang ia kirim pada bibinya yang sudah tua dan cacat di Pennsylvania. “Kondisinya benar-benar buruk sehingga saya tidak tahu ke mana bisa mendapatkan uang untuk membeli makanan. Sekarang ini, percaya atau tidak, saya hanya punya beberapa potong roti dan keju di dapur. Saat menerima surat balasan dari bibi, mungkin saya sudah tidak punya makanan lagi”.
Well, sang bibi yang sudah tua dan cacat itu membaca surat itu dan segera membalasnya. Si bibi sendiri kala itu juga tidak punya uang, tetapi ia bisa memberikan sesuatu yang lebih baik dan motivasi dinamis pada kemenakannya. Ia menuliskan ide tentang keberlimpahan yang disediakan Tuhan. Ia memberikan formula agar kemenakannya bebas dari masalah.
“Masalah yang kauhadapi adalah kau berpikir tentang kelaparan saat Tuhan selalu menyediakan keberlimpahan. Tuhan itu Maha Pemurah dan Maha Pemberi. Kau malah berpikir tentang bagaimana bisa mendapatkan dan bukannya berpikir tentang bagaimana bisa memberikan. Jadi, rahasia untuk memecahkan masalah adalah memberi, memberi, dan memberi!”
Anda boleh bilang, itu jenis nasihat yang datang dari bibi tua yang hidup di atas kursi goyang. Tetapi, pada kenyataannya, Anda mungkin juga memandang itu nasihat yang sangat tidak realistis.
Pada hari surat sang bibi itu tiba di Florida, perempuan kemenakannya sudah dalam kondisi jatuh miskin meski masih punya rumah. Yang tertinggal di rumahnya tinggal dua potong roti. Kisah-kisah kelaparan seperti itu sudah menjadi hal sangat biasa di Amerika Serikat pada 1930-an.
Saat tukang pos tiba, si kemenakan langsung merobek amplopnya dengan harapan ada lembaran-lembaran dolar berwarna hijau di dalamnya. Ia membuka amplop lebih besar dan mencari-cari isi di dalamnya, tetapi tidak ada uangnya. Bibinya memang tidak mengirimi uang, tetapi hanya catatan. Saat membaca catatan dari bibinya, ia jadi kecewa berat. Saking kecewanya, ia melempar jauh-jauh surat itu. Saat melakukan itu, tiba-tiba ada suara ketukan di pintu. Masih dalam perasaan jengkel, ia membuka pintu dan tampak sosok tetangganya.
Si tetangganya itu laki-laki lanjut usia bermartabat yang tinggal di seberang jalan. Meski sebelumnya dikenal sbagai keluarga terhormat, si tetangga itu melakukan sesuatu yang tidak diduga. Dengan sopan ia meminta maaf datang dalam keadaan seperti ini. Dengan mengakui sangat malu, ia datang untuk meminta sesuatu yang masih bisa dimakan. Ia sedang dalam perjalanan pulang setelah berusaha mencari kerja tanpa hasil. Istrinya sedang tidak sehat sehingga ia harus mendapatkan ssuatu untuk dimakan. Akhirnya, ia dengan sedih mengatakan nyaris tidak percaya bisa mengalami nasib seperti ini.
Mendengar ucapan si tetangga, perempuan itu teringat lagi kata-kata ang dituliskan bibinya. “Rahasia untuk memecahkan masalahmu adalah memberi, memberi, dan memberi!” Menanggapi dua kondisi ini, ia terdorong untuk berjalan ke dapur dan mengambil sepotong dari dua potong roti yang masih tersisa. Ia sempat ragu untuk memberikan roti itu pada tetangga. Tetapi, kata-kata bibinya terngiang lagi: “Rahasia untuk memecahkan masalahmu adakah memberi, memberi, dan memberi!” Ia merenung lagi sejenak. Lalu diambilnya lagi satu roti yang tersisa. Dua roti itu dibungkus lalu diserahkan pada tetangganya seraya meminta maaf karena tidak ada lagi yang bisa ia berikan. Si tetangga lalu menerima dengan senang hati dua potong roti itu, tanpa menyadari bahwa yang ia bawa adalah makanan terakhir yang ada di rumah itu.
Setelah itu, hal-hal yang terjadi berikutnya mungkin terkesan dibesar-besarkan walau kenyataannya memang demikian. Bahkan, saya berani meyakinkan Anda bahwa hal-hal yang lebih menakjubkan bisa terus datang setiap saat. Memang, perempuan itu menderita kelaparan pada hari ia memberikan dua potong roti terakhirnya. Namun, hari berikutnya datang keberlimpahan. Pintu masih tertutup rapat, saat perempuan itu mendengar suara ketukan. Semula ia khawatir ada orang lain meminta bantuan, karena ia sudah tidak punya makanan lagi. Tetapi, ketika dibuka berdiri seorang tetangga dengan tangan penuh roti yang masih hangat dari panggangan. Roti itu untuk dibagikan karena si tetangga baru saja mendapat rezeki. Hari berikutnya, datang surat pemberitahuan deviden $10-yang tidak disangka-sangka karena ia mengira sahamnya sudah tidak laku. Beberapa hari kemudian, datang cek $50 sebagai “hadiah ulang tahun” dari kerabatnya. “Itu terjadi begitu saja pada saya sehingga saya merasa betul-betul trenyuh,” begitu surat yang dituliskan perempuan itu pada saya. Dengan rezeki yang datang tak diduga-duga ini, ia juga selalu menyisihkannya untuk dibagi-bagikan pada orang-orang lain yang membutuhkannya. Hingga akhirnya ia juga membuat kesimpulan yang serupa dengan Lloyd bahwa ia tidak bisa menolak untuk terus berderma.
Jadi, seperti beginilah cara kerja hukum berkelimpahan. Keberlimpahan itu disediakan Tuhan, dan siap diguyurkan pada Anda dengan segala hal yang baik. Yang harus Anda lakukan adalah memicu alirannya keberlimpahan ini dengan cara memberi pada siapa saja yang membutuhkan. Pemicunya adalah dengan sikap dan kebiasaan tertentu yang bisa memulai dan menjaga aliran keberlimpahan. Bagaimana membentuk sikap dan kebiasaan itu? Pertama-tama, atur diri Anda untuk mengeliminasi semua pikiran atau rasa kekurangan dari benak Anda. Lalu, praktikkan konsep keberlimpahan ini hingga menjadi kebiasaan. Gambarkan diri dan kehidupan Anda penuh dengan nilai-nilai kekayaan. Yakinkan diri Anda sebagai pemicu dari aliran hal-hal yang baik, bukannya yang buruk, dan kesejahteraan, dan bukannya kemiskinan. Bantu orang lain untuk berpikir dan bertindak serupa karena tidak ada keberlimpahan yang permanen jika tidak disebarkan ke lebih banyak orang. Kesejahteraan, jika dinikmati secara meluas, selalu bisa mengangkat level berkelimpahan bagi siapa saja.
Dan, ada satu fakta signifikan lainnya; mereka yang menerapkan hukum berkelimpahan, berpikir benar, bertindak benar, dan siap memberi, dan melayani lainnya, maka mereka bisa menjaga aliran nilai-nilai itu tetap berjalan. Bahkan jika ada orang-orang tertentu, yang punya pikiran keliru, mengganggu operasi tatanan ini, orang-orang yang terus menjaga harmoni akan bisa mendapat kesejahteraan dari keberlimpahan yang disediakan Tuhan.
Catherine Thrower berkisah di dalam kelas berisi para pebisnis yang bekerja berdasarkan prinsip-prinsip Charles Fillmore dalam buku Porsperity. Dalam periode resesi ekonomi itu, peserta dalam kelas diminta “menumpahkan semua kata tentang situasi sejati mereka”, dengan keyakinan mereka akan tetap disejahterakan dalam pekerjaan tak peduli ada resesi atau tidak. Saat suasana psikologis kota masih diwarnai dengan banyaknya rasa kekurangan.
Masing-masing sesi kelas dimulai dengan penegasan hati bahwa para peserta adalah kaya berdasarkan kehendak Tuhan. Kecerdasan yang diberikan Tuhan bisa menunjukkan jalan untuk menuju berkah berupa keberlimpahan yang disediakan Tuhan. Kemudian, masing-masing peserta diharapkan menebarkan pikiran positif ke dalam suasana di kantor, bisnis, hingga di rumah. Masing-masing diharapkan bisa mengubah energi pikirannya menuju ide-ide “banyak” dan bukannya ide-ide “kekurangan”. Ini untuk menangkal vitalitas –pikiran negativisme yang diekspresikan di sekitar mereka.
Para pebisnis ini belajar dan menerapkan prinsip-prinsip sederhana dari hukum keberlimpahan. Mereka berpikir kreatif, mereka saling membantu, mereka berbagi dengan Tuhan dan manusia, mereka juga bekerja secara kreatif, sehingga membentuk kekuatan dahsyat ide-ide positif untuk menggusur rasa kekalahan yang lebih banyak  dibicarakan orang .
Beberapa saat kemudian, hasilnya mulai tampak. Dua sekretaris menjadi begitu berharga bagi perusahaan tempat mereka bekerja sehingga mereka mendapat kenaikan gaji saat banyak orang lainnya justru kena PHK atau potong gaji. Seorang pengacara menjadi begitu berjasa pada klien-kliennya sehingga penghasilan dari jasa profesionalnya bisa meningkatkan keberuntungannya. Bos pabrik baja, yang bisnisnya diyakini terpukul dampak resesi, tanpa diduga mendapatkan beberapa order besar. Seorang saleslady, yang bekerja untuk toko swalayan di pusat kota, menerapkan prinsip-prinsip keberlimpahan sedemikian rupa sehingga bisa menjadi satu-satunya pegawai yang menerima komisi karena bisa menjual lebih dari target. Dalam pengalaman-pengalaman yang disebut di atas, pikiran positif bisa menstimulasi ide-ide yang segar dan kreatif.
Keberlimpahan dimulai dari pikiran-dalam bentuk pandangan baru dan pendalaman segar terkait masalah-masalah. Ini menghasilkan yang lebih baik. Apa yang tertanam dalam-dalam di benak Anda adalah nilai-nilai potensial yang Anda butuhkan untuk hidup seutuhnya. Dalam Kitab Suci dijanjikan, “Kerajaan Tuhan ada dalam dirimu.” Sungguh, itu janji yang luar biasa. Camkan: semua kekayaan dari Kerajaan Tuhan adalah penghuni potensial di otak Anda. Yang diperlukan cuma mempelajari metode-metode melepaskannya menjadi berkelimpahan. Yang dimaksud keberlimpahan tentu saja semua hal yang baik; kesehatan, kesejahteraan, kecukupan, kegunaan. Pendeknya, setiap nilai kreatif dalam hidup.
Saya punya teman di kota St. Joseph di Missouri, yang beberapa saat lalu menunjukkan pada saya bagaimana pikiran tepat bisa bertindak sebagai stimulator bagi berkelimpahan. Ia biasa dipanggil Jack Spratt meski nama aslinya Elliot Spratt. Namun, dengan nama belakang seperti Spratt, tampaknya tak seorang pun bisa menahan diri untuk memanggilnya “Jack.” Ia adalah bukti nyata dari hasil menakjubkan berpikir positif.
Pada saat saya mengunjunginya, kami membicarakan hukum keberlimpahan. Jack langsung mengungkapkan, “Sungguh sangat menakjubkan, bagaimana perubahan sederhana dalam pikiran bisa berpengaruh pada karier keseluruhan.” Lalu, ia bercerita tentang bagaimana ia memanggil dan mendoktrin salesman yang penjualannya menurun atau mandek.
“Joe,” kata Jack, “Berikan buku ordermu. Jangan bawa itu lagi. Saya mengambilnya darimu.”
Well, itu membuat si Joe takut setengah mati. Ia mengira bosnya memecatnya. Tetapi, tidak. Jack justru ingin memberi kekuatan pada si salesman. Jack memang merampas buku order, tetapi sebaliknya ia memberi peluang ada Joe untuk menemukan dirinya sendiri dan memulai keberlimpahan untuk mengalir lagi.
“Sekarang.” Kata Jack, “saya mau kau keliling menemui para calon pembeli.”
“Tetapi, bukannya Anda membawa buku pesanan saya?”
“Itu karena saya tidak ingin kau mencari satu order pun. Jangan sekali-kali mencari oder. Kau hanya saya perintahkan turun ke lapangan untuk mendapatkan sudut pandang baru dalam penjualan. Kau akan menjual dirimu sendiri berdasarkan hukum keberlimpahan”.
“Ide apa itu? Saya belum mendapat order sesuai target. Sekarang Anda ingin saya berhenti mencari order. Terus, apa pekerjaan saya?”
Lalu, Jack Spratt buru-buru menjelaskan, “Joe, masalah yang ada padamu adalah kau terlalu mendera dirimu sendiri. Kau harusnya juga memberi kesempatan pada dirimu sendiri untuk lepas dari semua beban. Sekarang, dengar apa yang aku ingin kaulakukan. Tetap saja kau turun ke lapangan seperti biasanya. Bedanya, dalam seminggu ini, saya mau kau datang ke semua pelanggan untuk mempersembahkan dirimu pada mereka. Maksudku, lakukan sesuatu yang baik bagi sedikitnya salah satu dari mereka setiap mendapatkan sesuatu yang mereka benar-benar membutuhkan, termasuk harapan, keberanian, nyali, keyakinan. Bantu mereka dengan gaya sesama teman, dan bukannya dengan gaya salesman mencari order. Perlakukan manusia, bukan sebagai prospek. Kemudian, setelah seminggu kau mempersembahkan diri pada mereka, datang kemari lagi menemui saya”.
Kata Jack Spratt pada saya, biasanya salesman itu menjadi orang yang lumayan lain pada akhir minggu setelah menjalankan program itu. Antusiasme akan terasa pada suara salesman itu, keriangan akan muncul dalam hubungan dengan pelanggannya. Lalu, hal-hal menakjubkan mulai terjadi pada rekor salesnya. Order mulai berdatangan. Orang yang bisa mengganti sikap “mendapat” dengan sistem “memberi” akan menembus pembatas dengan orang lain dan mengeluarkan kualitas kreatif dalam dirinya.
“Ide kuncinya tentu saja adalah mendermakan diri sendiri, waktu, dan uang. JIka hal ini dilakukan, hal-hal ajaib akan terjadi dalam diri, dalam pekerjaan, dalam kehidupan keluarga Anda, dan dalam segalanya. Saya sudah menyaksikan sendiri hal seperti ini terjadi ratusan kali di kota St. Joseph. Semakin banyak Anda menyimpan apa pun untuk diri sendiri, maka semakin sedikit yang Anda harus simpan. Semakin banyak Anda berikan pada orang lain, maka semakin banyak yang Anda punya untuk diberikan pada orang lain.”
Dermakan diri Anda, sedekahkan diri Anda, berikan diri Anda. Sungguh, banyak sekali kekuatan yang terkandung di dalam ide itu. Ide itu bisa merangsang aliran berkelimpahan. Menyedekahkan diri berarti memberikan diri Anda pada Tuhan dan pada manusia lainnya; melakukan sesuatu untuk kepentingan sesama manusia dan karya Tuhan di dunia. Jika melakukan hal itu dengan segenap kerendahan hati, hal-hal baik akan balik mengguyur Anda dari berbagai penjuru. Cobalah sendiri, saksikan sendiri hasilnya.
            Suatu ketika, saya pernah menerima surat dari seorang ibu muda yang mengadu bahwa ia mendapatkan perlakuan kejam:

                        Siapa yang harus melakukan semua pekerjaan memasak, menyetrika, bersih-bersih? Saya!
Siapa yang bekerja bagai pembantu saat yang lain bersenang-senang? Saya!
Bagian saya kebanyakan yang tidak mengenakkan, dan saya blak-blakan saja untuk mengungkapkannya. Rumah ini bukan tempat yang tepat untuk cinta., Dr. Peale. Ini rumah di mana ada seorang bekerja terlalu keras melebihi para babu-dan orang itu adalah saya. Lalu, apa yang bisa mengeluarkan saya dari sini? Tidak ada. Yang ada hanya kerja dan kerja lagi.

            Well, saya membalas suratnya dengan mengatakan jelas saya turut bersedih dengan apa yang ia rasakan tentang rumah tangganya. Selain itu, saya juga merasa sedih juga jika ada perempuan yang tidak menyukai pekerjaannya sebagai istri-ibu-pengelola rumah. Jelas, ibu muda itu telah mengembangkan pola-pola pikiran egois sehingga ia jadi sulit menerima dan menikmati aliran cinta yang semestinya akan diberikan keluarganya. Ia tanpa disadari telah menghambat sendiri aliran cinta itu. Saat itu terjadi, ia membuat dirinya sendiri menjadi kecewa, mudah tersinggung, dan letih. Maka, saya beri saran pada perempuan muda ini bahwa ia harus menerapkan filosofi baru; lihat saja apa yang akan terjadi. Jangan menunggu-nunggu perhatian,kasih, atau penghargaan dari orang lain. Ia harusnya memicu aliran emosi menyehatkan ini dengan cara memberikannya lebih dulu pada yang lain. Berikan dulu perhatian, cinta, dan penghargaan pada orang lain.
            “Saat memasak, kau selalu menggunakan bumbu penyedap. Lalu, mengapa engkau tidak menambahkan ‘bumbu’ untuk kehidupan dan rumahmu? Dalam tempo sebulan, coba tambahkan satu sendok cinta ke dalam resep makan. Saat mengaduk semua bumbu penyedap, mungkin kau bisa mengatakan, ‘Sekarang saya menambahkan cinta. Ini akan membuat makanan jadi lebih lezat bagi orang serumah.’ Coba lakukan hal serupa saat bersih-bersih. Sapu bersih pikiran lama yang penuh luka dan duka, ganti dengan pikiran yang penuh kasih. Percikan pikiran penuh penghargaan di pakaian keluarga yang akan kau setrika. Atau, lakukan hal lain dengan cara serupa. Yang penting: jangan menunggu-nunggu orang lain untuk memulai. Mulailah dari diri Anda sendiri. Anda harus memulai aliran cinta dari diri Anda. Setelah itu, baru kirimkan kembali surat ke saya untuk mengabarkan apa saja yang terjadi.”
            Saya tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mengetahui bagaimana hasil eksperimen itu. Tiga pekan kemudian, saya kembali mendapatkan surat dari perempuan muda itu. Salah satu kutipannya adalah:

Saya harus akui, Dr. Peale, bahwa pada mulanya saya mengira ide-ide Anda terlalu ekstrem. Bayangkan; menambahkan sesendok cinta pada resep makan, menyapu bersih pikiran negatif, memerciki pakaian dengan afeksi! Tetapi, terus terang saja, kondisi di sini begitu buruk dan saya merasa begitu sedih sehingga mau tak mau saya putuskan untuk menjajal ide-ide Anda.
Hasilnya, saya berani katakan itu cukup menakjubkan. Pada malam pertama, misalnya, suami saya memberikan pujian pada hasil masakan saya. Ini pertama kali dilakukan sejak lama. Mau tahu apa yang ia katakan? “Apa sih bumbu rahasianya, sayang? Ini rasanya sungguh luar biasa!”
Saya sangat kaget mendengar itu dianggap sebagai rahasia. Tetapi, bukan cuma itu. Ada lebih banyak lagi yang muncul. Semuanya menyenangkan. Memang, tidak harus selalu dalam bentuk pujian. Kadang Cuma pandangan yang apresisasi atau sekadar bantuan. Yang pasti, saya sekarang bisa melihat dunia baru di hadapan saya.

            Ini hanya satu contoh kecil dari stimulator hukum berkelimpahan. Masih ada banyak contoh lainnya. Semua punya satu kesamaan; masing-masing kasus mengalirkan keberlimpahan diawali saat seseorang berani membuka diri, tidak takut, dan yakin bahwa hal-hal yang baik akan mengalir ke arahnya, lalu menegaskan keyakinannya dengan terlebih dulu memberikan bagian dari dirinya kepada orang lain. Fakta bahwa pikiran negatif akan menarik pikiran negatif lainnya, bahwa pikiran positif juga akan menarik pikiran positif lainnya. Jika Anda hidup dengan berdasar pikiran yang picik, dangkal, miskin, dan sejenisnya, maka Anda akan menarik pikiran-pikiran serupa, Tetapi, jika Anda terlebih dahulu berani mengusir pikiran negatif itu lalu menggantinya dengan pikiran-pikiran yang sehat, segar, berlimpah, dan sejenisnya, maka Anda akan menarik lebih banyak lagi pikiran positif ke arah diri Anda.
            Tetapi harus Anda ingat, keberlimpahan tidak datang hanya dengan berdoa untuk mendapatkan uang, harta kepemilikan, atau sesuatu lainnya. Anda justru harus berdoa tentang ide-ide dan pendalaman. Anda bisa mengubah ide-ide dan pendalaman ini menjadi penerapan sepenuhnya sehingga bisa memperkaya kehidupan Anda.
            Pada dasarnya, semua nilai itu ada di dalam otak. Pencapaian dan prestasi kreatif juga ada dalam otak. Maka, semua keberlimpahan itu sudah ada di dalam diri Anda karena tersimpan di otak. Anda bisa memikirkan semua jalan menuju kebaikan hanya jika mau berpikir tentang pikiran baru. Keberlimpahann sepertinya tidak akan pernah datang pada “pemikir yang murung”.
            Frasa terakhir itu sering digunakan oleh jenisu ilmiah Charles “Boss” Kettering sang penemu automatic self-starter dan menutup era starter engkol. Ia menekankan, beberapa orang tercebur ke dalam kekeruhan mental dan tidak mau bangkit. Mereka punya kapasitas, sebagaimana orang-orang lainnya, tetapi tidak mau mengajukan pertanyaan atau berpikir, atau hanya mau berpikir negatif. Mereka kadang malah membela kekeliruan mereka sendiri dan bahkan kadang menyebutnya sebagai “kehendak Tuhan” jika mereka telah kepepet. Dalam jagat raya yang penuh keberlimpahan ini, siapa saja sebenarnya bisa berpikir ke arah keberlimpahan itu. Bahkan saya punya beberapa bukti, oarang-orang yang sudah harus terus berbaring di tempat tidur saja pun bisa melakukan berbagai aktivitas termasuk berbisnis.
            Kettering menunjukkan bagaimana para pemikir murung alias pemikir negatif itu telah menutup pintu keberlimpahan dan bagaimana para pemikir positif justru membuka pintu keberlimpahan dan memicu alirannya sebesar-besarnya. Ia mengutartakan kisah berikut tentang pengalaman awal yang ia jalani di industri otomotif.

Pada saat-saat awal perkembangan mobil, kami melakukan finishing dengan memoleskan pernis di seluruh bodi kayunya. Untuk mobil berharga murah, kerja pemernisan dengan kuas ini butuh waktu sekitar 17 hari. Untuk mobil harganya yang lebih mahal, butuh waktu 35 hari. Suatu hari, saya memanggil semua pakar pengecatan dan bertanya, adakah yang mampu memperpendek waktu pengecatan pernis itu. Kebanyak bisa memperpendeknya hanya dua hari.
Lalu saya bertanya lagi,” Mengapa tidak ada yang bisa mengecatnya hanya dalam satu jam?”
                        Mereka menjawab, “Catnya tentu belum kering.”
            Seperti begitulah nasihat terbaik yang bisa saya dapatkan dari pakar cat. Lalu, masih dengan pertanyaan itu dalam otak, saya berjalan-jalan keluar. Suatu hari, saya melihat asbak kecil dicat pernis di toko perhiasan di Fifth Avenue di New York. Saya membeli satu seharga $11,50. Pemilik toko itu bilang ia membeli asbak dari laboraturium di New Jersey. Maka saya pun menuju laboratorium itu.
Saat saya bertanya tentang pernis yang ia gunakan, orang di laboratorium itu kaget dan mengaku tidak pernah membuatnya. Saat saya katakan pernis itu akan saya gunakan untuk mobil, ia juga geleng-geleng kepala. “Tidak akan bisa. Kalau disemprotkan, itu akan sudah mengering sebelum menyentuh permukaan pintu.”
“Oh, begitu. Apa kau tidak bisa memperlambatnya?”
“Tidak bisa. Itu tidak mungkin.”
Tentu, itu bukannya tidak mungkin. Dalam cara berpikir yang positif, satu pertanyaan akan mengarah pada pertanyaan lainnya, lalu ke pertanyaan lainnya lagi. Akhirnya, bekerja sama dengan salah satu pabrik cat, kami bisa menemukan pernis yang bisa disemprotkan ke mobil. Dengan cara semprot, pernis bisa dilapiskan ke seluruh permukaan mobil hanya dalam satu jam. Pikiran kreatif telah membawa kami kepada kemajuan di industri mobil. Pikiran murung menghentikan kami kembali ke level kereta kuda.
Lalu, saat kami memasang self-starter di mobil, komunitas ilmiah Detroit Edison menggelar pertemuan khusus American Institute of Electrical Enginers. Mereka ingin saya menjelaskan self-starter ini. Namun, belum setengah jalan saya melakukannya, salah seorang terhormat di komunitas itu interupsi.
            “Saya minta pertemuan diakhiri!” katanya. “Orang itu asal omong saja. Ia mengabaikan setiap hukum dasar dari teknik elektro.”
            Ia adalah salah satu korban berpikir murung.

Jadi, untuk menstimulasi keberlimpahan berpikirlah. Berpikirlah sungguh-sungguh bahwa selalu ada cara untuk kondisi yang lebih baik. Dan, jika Anda bisa memikirkannya dalam otak, maka Anda bisa memikirkannya dalam kenyataan. Yakin, berdoa, berpikir, dan memberi; ini adalah empat pilar keberlimpahan.
Di Hong Kong, saya bertemu orang sangat hebat bernama Tuan Chou, Ia adalah pengungsi dari sistem komunis China. Di era lama China, Chou adalah pedagang kaya yang begitu mencintai kebebasan. Saat mengungsi meninggalkan China komunis, ia bersama keluarganya tidak membawa apa pun kecuali dengan membawa keberanian, keyakinan, dan cinta. Ia punya pikiran positif. Saat di China, ia punya pikiran positif. Saat di China, ia tahu betul bagaimana dulu hidup dalam keberlimpahan berdasarkan tolok ukur material. Di Hong Kong yang kala itu masih diperintah Inggris, ia juga tahu bagaimana hidup dalam serba ketidakcukupan secara materi, tetapi keberlimpahan secara spirit. Ia benar-benar dalam keadaan miskin materi.
Saat ia bersama keluarganya menginjakkan kaki di Hong Kong tanpa uang atau sumber penghasilan, mereka mendirikan gubuk yang terbuat dari kardus-kardus bekas yang ditutup dengan karung goni. Mereka memasak dengan kayu bakar di tempat terbuka di depan gubuk. Beberapa pekan kemudian, Chou bisa mendapatkan pekerjaan sederhana dengan gaji kecil $10 Hong Kong per bulan. Meski gajinya sangat kecil, ia tidak berkecil hati, sedih, atau jengkel. Ia terus melakukan semua upaya untuk memperbaiki kondisinya. Namun, saat upayanya gagal, ia tahu bagaimana menggenjot mentalnya dan tetap berpikir tentang keberlimpahan meski kondisi untuk mendapatkan petak di proyek perumahan Wesley Village. Proyek perumahan untuk penampungan pengungsi ini terletak di kawasan berbukit dekat pantai yang kaya sinar matahari, lebih hangat dan menarik. Rumah dua kamar ini ongkosnya 50 sen per hari. Karena terlalu mahal jika dibandingkan dengan penghasilan Chou, maka impiannya belum bisa direalisasikan. Meski demikian, saat teman, dan tetangganya sesama pengungsi berkesempatan untuk pindah ke Wesley Village, Chou membantu mereka mengemas barang dan mengantar sampai ke tempat tujuan. Sambil membantu memikul barang milik teman-temannya yang lebih beruntung, ia terus tersenyum, tertawa, dan bernyanyi. Sambil membantu nenek-nenek hingga anak-anak, ia turut menyebarkan rasa bahagia bagi mereka. Seberapa pun inginnya ia membawa keluarganya ke kompleks itu, dan meski sementara ini keinginannya belum kesampaian, ia tetap bergembira karena ia tahu betul bagaimana berpikir dengan penuh keberlimpahan.
Memang, Chou tidak kembali sekaya saat masih di China. Tetapi, bagi saya, titik paling menakjubkan dari kisah hidup Tuan Chou ini adalah ia memiliki kebahagiaan begitu berlimpah, tidak mementingkan diri sendiri, punya kehendak baik, dan selalu ceria meski hokinya masih jauh di bawah. Kepribadian semacam dirinya itu bisa memikat kebaikan dari pihak lain. Anda bisa melihat wajah yang selalu cerah dari orang-orang seperti Tuan Chou. Hati Anda bisa langsung menghangat begitu selintas melihat wajahnya.
Tak lama kemudian, ada orang yang memberikan pekerjaan pada Tuan Chou dengan gaji $35 Hong Kong per bulan atau lebih dari tiga kali lipat dari gaji pekerjaan sebelumnya. Ketika ada rumah kosong di Wesley, tak mengherankan jika ia dan keluarganya diminta untuk segera mengisinya.
Orang China yang satu ini akan selalu ada dalam memori saya sebagai salah satu pribadi terbesar yang pernah saya temui. Pengalamannya jelas menunjukkan hukum keberlimpahan selalu berjalan bahkan dalam kondisi yang sangat susah sekali pun. Itu bisa merangsang kekuatan yang berbuntut pada penataan kembali kondisi dan yang lebih penting adalah penataan kembali sikap terhadap kondisi. Chou masih bisa memberi saat kebanyakan orang mengira ia sudah tidak punya apa pun untuk diberikan, sehingga ia memperoleh imbalan yang berlimpah. Dengan hukum pikiran dan penghidupan seperti ini, orang bisa melakukan kerja kreatif meski dalam kondisi sangat berat.
Saat Anda masuk ke dalam hukum keberlimpahan ini, hal-hal baik dalam kehidupan akan mendatangi Anda secara bergelombang. Anda akan mendapatkan kesejahteraan emosi, fisik, dan bahkan mungkin material, lebih besar pada yang Anda impikan. Jika hari ini Anda masih mengalami kehidupan yang kurang berlimpah, kajilah bab ini lagi dan temukan stimulator keberlimpahan yang bisa diterapkan seperti kondisi yang Anda alami. Hiduplah di dalamnya, yakinlah, jadikan itu  sebagai bagian dari pola-pola pikiran bawah sadar Anda. Pada akhir bulan keenam, saya yakin kehidupan Anda akan diperkaya di atas yang Anda bayangkan.

Komentar

Postingan Populer