BERADAPTASI DENGAN KURIKULUM BARU
Kurikulum
baru yaitu kurikulum 2013 atau yang lebih dikenal dengan pendidikan berbasis
karakter telah dicetuskan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai pengganti kurikulum yang lama yaitu
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Banyak pihak mulai dari tingkat sekolah
dasar sampai tingkat atas yang harus menyesuaikan dengan kurikulum tersebut.
Guru-guru harus mempersiapkan bagaimana cara penyampaian materi dengan dasar
kurikulum tersebut agar para pelajar bisa memahami. Adanya beberapa mata
pelajaran yang dihapus dan ada juga yang ditambah mengakibatkan ada beberapa
guru dengan mata pelajaran yang dihapus beralih ke mata pelajaran yang ada. Penyampaian
materi biasanya ditunjang dengan beberapa alat peraga pendidikan. Ketersediaan
alat peraga akan mempengaruhi tercapainya penyampaian materi. Jika alat peraga
dapat terpenuhi maka materi tentu saja dapat dipahami oleh pelajar. Tetapi
sebaliknya jika alat peraga tidak tersedia materi pembelajaran akan sulit
diterima para pelajar. Memang alat peraga hanyalah sebagai penunjang karena
sumber pembelajaran utama adalah dari buku. Buku dengan kurikulum 2013 masih
belum terdistribusikan dengan merata, apalagi di daerah tertinggal. Para guru
pun harus menginisiatif bagaimana agar bisa mendapatkan buku kurikulum 2013.
Hal itu dilakukan dengan mengeprint file materi pembelajaran yang diberikan
dari pemerintah. Lalu pihak sekolah menggandakan sendiri atau menyuruh para
pelajar untuk mengcopy sendiri.
Pelajar
dengan karakternya dituntut untuk dinamis menghadapi era sekarang. Begitu
banyak kemajuan teknologi serta arus globalisasi yang semakin deras membuat
pelajar harus bisa membentengi diri dari pengaruh negatif. Kurikulum 2013 ini
diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai moral yang kini perlahan mulai luntur seiring
dengan berjalannya gaya hidup yang semakin modern. Sekolah mulai menerapkan
pendidikan berkarakter terutama menekankan pada 4 pilar kebangsaan yaitu
Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Apabila rasa cinta terhadap
pada bangsa dan negara telah timbul maka walau sebesar apapun kemajuan dan
tantangan sosial yang ada diharapkan sudah kebal. Hal itu akan termasuk dalam
aspek sikap di kurikulum 2013 yang dinilai dalam sikap dalam kegiatan belajar
mengajar, kehadiran, keaktifan dan sopan santunnya. Penilaian sikap ini
merupakan yang sulit dilakukan karena tidak setiap saat guru mengawasi
gerak-gerik para pelajar sehingga tidak dapat efektif
Setiap
kebijakan yang diambil pasti akan selalu memberikan risiko. Dalam hal ini
risiko akan dihadapi oleh kalangan civitas akademika. Perlahan tapi pasti guru
dan pelajar melakukan penyesuaian dengan kurikulum 2013 tersebut. Guru tetap
fokus untuk penyampaian materi. Pelajar sebagai generasi muda dapat mengambil
sisi positif tersebut untuk berusaha aktif sehingga proses kegiatan belajar
akan tercipta sebagaimana yang diharapkan. Selain pengetahuan diharapkan
pelajar dapat terasah keterampilannya dengan kurikulum ini. Guru dapat menilai
aspek pengetahuan pelajar dari nilai-nilai ulangan seperti nilai ulangan
harian, ujian tengah/ akhir semester hingga ujian kenaikan kelas. Sedangkan
dalam aspek ketrampilan akan menuntut pelajar agar terus aktif hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengeluarkan pendapat atau bermusyawarah saat guru
melaksanakan kegiatan diskusi kelas. Guru biasanya akan memberikan tugas
seperti membuat laporan yang nantinya akan dipresentasikan. Aspek pengetahuan
di kurikulum 2013 bukan merupakan aspek utama seperti di kurikulum yang
sebelumnya. Beberapa aspek yang nilai adalah aspek pengetahuan, keterampilan
dan sikap. Apapun kebijakan yang diambil semoga lebih membawa kebaikan dan
kemajuan bagi Indonesia khususnya di bidang pendidikan dengan tetap
memperhatikan peraturan yang berlaku.
Komentar
Posting Komentar