PENYUSUTAN, AMORTISASI, DAN PENURUNAN NILAI BAGIAN A PENYUSUTAN ASET TETAP
10.A.1
DEFINISI PENYUSUTAN
Semua
pengeluaran untuk membeli asset tetap dicatat pertama kali sebagai aset tetap,
bukan sebagai beban. Pengeluaran tersebut tidak ubahnya bagaikan pengeluaran
untuk memperoleh seonggak jasa yang terkandung di dalam aset teta. Oleh karena
pemanfaatannya adalah dalam jangka panjang di masa-masa mendatang, maka
pengakuan biaya perolehan aset tetap menjadi beban dilakukan dengan menggunakan
alokasi yang sistematik. Artinya, terdapat sistem yang teratur dan rasional
bukan asal mengakolasi. Alokasi itulah yang disebut sebagai penyusutan atau
depresiasi. SAK ETAP 2009 tidak menyediakan definisi penyusutan secara eksplisit.
Definisi tersebut ditemukan di PSAK 16 par. 06 sebagai berikut.
“Penyusutan
adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan dari aset selama unsur manfaatnya”
Jumlah
tersusutkan (depreciable amount)
adalah biaya perolehan atau jumlah lain setelah dikurangi taksiran nilai
residu. Yang dimaksud dengan jumlah lain adalah nilai tercatat setelah jadi
penurunan nilai atau, jika diperkenankan oleh suatu standar, nilai tercatat
setelah revaluasi. SAK ETAP pada dasarnya hanya mengakui penurunan nilai, tidak
mengakui revaluasi nilai aset tetap. Alokasi biaya dilakukan sepanjang umur
manfaat (useful life) yang dapat berupa :
a.
Periode waktu
b.
Jumlah produksi atau unit
serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset tetap.
Meskipun
definisi penyusutan tersebut secara eksplisit hanya terkait dengan aset tetap,
namun sesungguhnya ia berlaku juga untuk
property investasi. Jadi juga berlaku untuk property investasi. Tanah, baik
sebagai aset tetap maupun sebagai property investasi, pada umumnya tidak
disusut.
10.A.2
JUMLAH PENYUSUTAN
Besar
kecilnya penyusutan yang dibebankan setiap periode akuntansi dipengaruhi oleh
empat vaiabel :
a.
Biaya perolehan
Biaya
perolehan aset tetap meliputi harga faktur bersih (setelah dikurangi potongan
tunai bila ada) ditambah seluruh biaya lainnya yang dikorbankan sehubungan
dengan perolehan aset tetap sampai aset tetap tersebut berada dalam kondisi
siap pakai sesuai dengan maksud managemen.
b.
Umur manfaat
Umur
manfaat aset tetap dapat berada
-
Taksiran periode
-
Waktu termanfaatkannya
aset tetap
-
Jumlah produksi atau unit
serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset tetap oleh perusahaan (PSAK 16 par 06).
Kalau
umur manfaat berupa periode waktu pemanfaatan, maka penyusutan mendasarkan pada
periode tersebut; kalau umur manfaat berupa jumlah produksi atau unit serupa, maka
penyusutannya didasarkan pada jumlah produksi atau unit serupa tersebut.
c.
Nilai residu
Nilai
residu adalah jumlah yang diperkirakan akan diperoleh perusahaan dari pelepasan
aset tersebut, setelah dikurangi dengan taksiran biaya pelepasan, jika aset
tersebut telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur
manfaatnya (PSAK 16 par 06). Selisih antara biaya perolehan dan nilai residu
merupakan jumlah yang dapat disusutkan (depreciable cost)
d.
Pola penggunaan aset tetap
Agar
dapat menandingkan biaya dengan pendapatan secara layak (proper matching costs against revenues), maka perlu dipertimbangkan
pola penggunaan aset tetap selama umur manfaatnya. Beban penyusutan periodik
seharusnya mencerminkan pola penggunaan aset tetap setepat mungkin. (SAK ETAP
2009 par. 15.22)
Setelah
empat variabel di atas ditentukan, perhitungan penyusutan dapat dilakukan
dengan dasar perhitungan tertentu. Dasar perhitungan yang dapat dipakai antara
lain adalah dasar waktu dan dasar prestasi. Dasar waktu menghitung penyusutan
sebagai fungsi waktu, sedangkan dasar prestasi menghitung penyusutan sebagai
fungsi jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari
aset tetap.
10.A.3
METODE PENYUSUTAN
Ada
beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk menghitung penyusutan. SAK ETAP
2009 par 15.22 menyebutkan beberapa metode penyusutan yang mungkin dipilih,
antara lain adalah
a.
Metode garis lurus (Straight Line Method),
Metode garis lurus dapat diterpakan
baik untuk aset tetap maupun property investasi, Metode garis lurus menetapkan
beban penyusutan untuk masing-masing periode dengan jumlah yang sama.
Penyusutan per periode/ tahun
Contoh 10.1
Sebuah mesin giling menunjukkan bahwa
biaya perolehannya Rp5.000.000. Umur manfaat
tahun dan nilai residu Rp500.000. Hitunglah penyusutan per tahun !
Jawab :
Penyusutan per tahun =
=
Rp900.000
b.
Metode Saldo Menurun (Diminishing Balance Method)
c.
Metode jumlah unit
produksi (Sum Of The Unit Of Production
Method)
Metode jumlah unit produksi hanya
digunakan untuk aset tetap, tetapi tidak digunakan untuk property investasi.
Metode jumlah unit produksi disebut juga metode jumlah output produktif. Metode
ini mendasarkan pada teori bahwa aset tetap diperoleh untuk jasa yang
disediakannya dalam bentuk hasil produksi.
Metode ini membutuhkan suatu taksiran
total satuan hasil dari aset tetap. Adapun penyusutan untuk setiap satuan hasil
dihitung dengan cara membagi jumlah tersusutkan dengan taksiran total jumlah
unit menurut.
10.A.4 PENYUSUTAN BAGIAN DARI TAHUN
Dalam contoh, aset tetap dibeli dan
mulai digunakan pada awal tahun/ periode akuntansi. Aset tetap boleh jadi mulai
dipergunakan bukan pada awal periode akuntansi tetapi pertengahan periode
tersebut.
Contoh 10.6
Sebuah aset tetap dibeli dan mulai
dipergunakan pada 1 Juli 2014. Biaya perolehan aset tetap tersebut Rp3000.000.
Umur manfaat 3 tahun
Komentar
Posting Komentar