PERSEDIAAN PENGENDALIAN DAN RUMUS BIAYA
Persediaan pada
perusahaan dagang yakni yang dibeli dengan maksud untuk dijual dalam kegiatan
normal.
5.1 DEFINISI DAN
KLASIFIKASI PERSEDIAAN
Persediaan
adalah asset
a.
Untuk dijual dalam kegiatan
usaha normal
b.
Dalam proses untuk kemudian
dijual
c.
Dalam bentuk bahan atau
perlengkapan dalam proses produksi atau pemberian jasa (SAK ETAP 2009 par.
11.1)
Di perusahaan
dagang hanya ada satu klasifikasi persediaan yaitu persediaan barang dagangan.
Barang dagangan diperoleh dari pemasok dan dijual kembali konsumen tanpa diubah
bentuknya. Barang dagangan inilah yang menjadi sumber utama pendapatan
perusahaan dagang.
Di perusahaan
pemanufakturan (pengolahan atau pabrik), terdapat tiga klasifikasi persediaan :
a.
Persediaan bahan baku
Merupakan persediaan bahan yang akan diolah atau diubah bentuknya
menjadi barang jadi.
b.
Persediaan barang dalam proses
Merupakan barang setengah jadi (bahan baku yang sedang mengalami
proses produksi)
c.
Pesediaan barang jadi
Merupakan
persediaan yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan menjadi sumber
utama pendapatan bagi perusahaan pemanufakturan.
5.2 BIAYA
PEROLEHAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN AKUNTANSI
Pada prinsipnya, biaya perolehan
persediaan barang dagangan meliputi harga beli bersih dan biaya lainnya yang
terjadi untuk membawa persediaan ke kondisi dan kondisi sekarang (SAK ETAP 2009
par. 11.4). Secara terinci, biaya perolehan persediaan terdiri atas harga beli
neto, biaya pengangkutan, dan biaya lainnya yang dapat ditelusur secara langsung
ke proses pembeliaan persediaan. Biaya bongkar-muat dan penyimpanan sementara
di pelabuhan transit. Jika ada, merupakan sebuah contoh biaya yang dapat
ditelusur secara langsung ke proses pembelian persediaan. Semua potongan
pembelian seperti rabat, potongan tunai, atau potongan dengan nama lainnya
diperlakukan sebagai pengurang harga beli bruto agar diperoleh harga beli neto (SAK
ETAP 2009 par 11.5). PPN (Pajak Pertambahan Nilai) masukan yang dibayar oleh
perusahaan ketika mmbeli persediaan tidak boleh dimasukkan sebagai unsure biaya
perolehan persediaan karena ia dapat dikreditkan dengan PPN keluaran.
5.2.1 SISTEM
PERIODIK versus SISTEM PERPETUAL
Pada system periodic, pembelian
barang dagangan didebit kea kun Pembelian, biaya angkut pembelian di debit kea
kun Pengangkutan Pembelian; retur atas barang yang dibeli dikredit kea kun
Retur Pembelian; dan potongan pembelian tunai dikredit akunn Potongan
Pembelian. Ketika terjadi penjualan, akun Persediaan tidak dikredit meskipun
persediaan secara fisik berkurang. Dengan cara tersebut, akun Persediaan tidak
menunjukkan saldo yang up-to-date setiap
saat. Persediaan akhir ditentukan dengan perhitungan dengan fisik. Beban pokok
penjualan atau istilah terkenalnya harga pokok penjualan (cost of goods sold)-disingkat HPP-baru dihitung pada akhir periode
akuntansi dengan model perhitungan sbb:
Pencatatan HPP pada akhir tahun dilakukan melalui jurnal penyesuaian.
Dengan cara ini, jumlah fisis dan biaya persediaan tidak dicatat setiap saat
dalam akun Persediaan. Akun tersebut hanya digunakan untuk mencatat
persediaan awal atau akhir periode saja.
Sistem periodic, oleh sebab itu, tidak dapat mendeteksi berkurangnya persediaan
karena, misalnya pencurian.
Dalam system perpetual, pemebelian persediaan didebit ke akun
Persediaan; biaya angkut pembelian kea kun Persediaan; retur atas barang yang
dibeli dikredit ke akun Persediaan; dan potongan pembelian dikredit ke akun
Komentar
Posting Komentar